Selasa, 22 Januari 2013







Mengajar Bahasa Inggris di SD bisa dikatakan mudah juga bisa dikatakan susah juga. Kenapa bisa demikian? Kebanyakan guru yang mengampu Bahasa Inggris di SD mengajar dengan cara konvensional. Guru menerangkan, siswa mendengarkan dan memperhatikan. Guru menulis muridpun menyalin di buku. Apa model mengajar seperti ini akan tetap dipertahankan tanpa adanya revolusi, inovasi dan kreatifitas guru? Sebagai seorang guru kita harus dapat menyampaikan materi dengan cara atau metode yang dikemas sedimikian rupa sehingga materi bisa tersampaikan kepada anak didik dengan cara yang menyenangkan dan dapat diterima anak dengan baik. Kita sama-sama menyampaikan materi akan tetapi metode yang kita gunakan berbeda maka berbeda pula reaksi/respons dan output yang dihasilkan. Guru yang lebih kreatif dan inovatif akan selalu berada di depan dan selalu memberi semangat kepada anak didiknya untuk maju.



Tips Mengajar Bahasa Inggris Anak SD yang Menyenangkan Agar Anak T

Mengajar Bahasa Inggris di SD bisa dikatakan mudah juga bisa dikatakan susah juga. Kenapa bisa demikian? Kebanyakan guru yang mengampu Bahasa Inggris di SD mengajar dengan cara konvensional. Guru menerangkan, siswa mendengarkan dan memperhatikan. Guru menulis muridpun menyalin di buku. Apa model mengajar seperti ini akan tetap dipertahankan tanpa adanya revolusi, inovasi dan kreatifitas guru? Sebagai seorang guru kita harus dapat menyampaikan materi dengan cara atau metode yang dikemas sedimikian rupa sehingga materi bisa tersampaikan kepada anak didik dengan cara yang menyenangkan dan dapat diterima anak dengan baik. Kita sama-sama menyampaikan materi akan tetapi metode yang kita gunakan berbeda maka berbeda pula reaksi/respons dan output yang dihasilkan. Guru yang lebih kreatif dan inovatif akan selalu berada di depan dan selalu memberi semangat kepada anak didiknya untuk maju.

TERJADINYA GERHANA MATAHARI DAN BULAN


Proses Terjadinya Gerhana Matahari dan Bulan

Kali ini saya akan memberikan info tentang gerhana matahari dan bulan. Menurut para ahli astronomi, Gerhana merupakan proses tertutupnya matahari atau bulan secara tiba-tiba. Gerhana dibedakan menjadi dua, yaitu gerhana bulan dan gerhana matahari.

Gerhana bulan terjadi karena sinar matahari yang menuju bulan terhalang bumi. Karena sinar matahari mengarah ke bumi, di belakang bumi terbentuklah bayangan, yaitu bayangan gelap total (umbra) dan bayangan redup (penumbra). Gerhana bulan total terjadi jika bulan berada pada daerah umbra. Jika bulan berada di daerah penumbra, gerhana yang terjadi adalah gerhana bulan sebagian atau gerhana parisal. Gerhana bulan terjadi pada waktu malam hari. Proses terjadinya gerhana bulan dapat dilihat pada gambar berikut. Jika kita lihat gambar di bawah, gerhana bulan terjadi jika posisi Matahari - Bumi - Bulan berada dalam satu garis.

Selanjutnya, Gerhana matahari terjadi jika bulan melintas di antara Bumi dan Matahari. Bumi yang berada di daerah umbra akan mengalami gerhana matahari total, sedangkan bumi yang berada di daerah penumbra akan mengalami gerhana matahari sebagian (parsial). Gerhana matahari terjadi pada waktu siang hari. Proses terjadinya gerhana matahari dapat dilihat pada gambar berikut. Kita lihat bahwa posisi Matahari - Bulan - Bumi berada pada satu garis lurus.

Senin, 07 Januari 2013

Tips Mengajar Membaca di Kelas I SD



Tips Mengajar Membaca di Kelas I SD
Dalam pembelajaran bahasa Indonesaia di Sekolah Dasar (SD), kita mengenal ada pembelajaran untuk kelas tinggi dan pembelajaran untuk kelas rendah. Yang dimaksud dengan pembelajaran kelas tinggi adalah pembelajaran untuk kelas IV, V, dan VI. Sedangkan pembelajaran kelas rendah meliputi pembelajaran untuk kelas I, II, III. Tentu saja pembelajaran untuk kelas tinggi tidak sama dengan pembelajaran untuk kelas rendah.
Pembelajaran membaca untuk kelas rendah pun harus mendapatkan perhatian yang serius. Khususnya untuk kelas I, guru harus berhati-hati dan cermat dalam menyusun perencanaan sekaligus pelaksanaannya.
Membaca merupakan keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya Ada banyak metode yang dapat digunakan guru untuk mengajar membaca di kelas I SD. Beberapa metode pembelajaran membaca yang terkenal, yaitu:
1. Metode Abjad. Mula-mula guru memperkenalkan huruf (abjad) kepada siswa: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z. Selain yang dipasang di papan tulis, masing-masing huruf tadi juga perlu ditulis dalam sebuah kartu (satu huruf satu kartu).
Guru memberikan contoh cara membaca huruf-huruf di atas, dan siswa menirukan. Mula-mula bersifat klasikal (seluruh kelas), kemudian dipecah-pecah lagi menjadi separoh kelas, seperempat kelas, per dua bangku, akhirnya perorangan, kembali dua bangku, seperempat kelas, separoh kelas, dan kembali ke seluruh kelas.
Apabila pengenalan huruf tadi sudah lancar, maka guru mulai bisa menugaskan beberapa siswa untuk mengambil huruf-huruf tertentu dari kartu-kartu huruf yang tersedia. Biarkan siswa mengenal huruf-huruf itu tanpa makna karena tujuannya adalah mengenal dan memahami huruf (abjad). Lakukan kegiatan ini berulang-ulang sehingga siswa benar-benar mengenal dan memahami huruf-huruf itu.
Selanjutnya, kegiatan dapat ditingkatkan dengan membentuk kata. Pilih beberapa konsonan dan vokal, yang apabila digabungkan bisa menjadi kata yang bermakna. Misalnya: m a m a . Tempel atau tulis huruf m-a-m-a di papan tulis. Tunjukkan kepada siswa bahwa kata itu dibaca mama.
Kemudian tanyakan kepada siswa kata mama itu terdiri dari huruf apa saja, dan arahkan agar siswa dapat menyimpulkan sendiri bahwa apabila huruf m digabung dengan huruf a dibaca ma. Berikan contoh yang lain, misalnya: papananatata, dan lain-lain.
Begitu seterusnya, guru mulai menggabung-gabungkan konsonan dengan vokal, sehingga seluruh vokal (a, e, i, o, u) bisa digunakan.
Setelah siswa bisa membaca gabungan dua huruf konsonan-vokal, susunan bisa diganti menjadi vokal-konsonan. Misalnya: amanas, dan lain-lain. Setelah ini baru bisa dilanjutkan dengan tiga huruf (konsonan-vokal-konsonan). Misalnya:mandanbas, dan lain-lain.


2. Metode Kupas-Rangkai Suku Kata. 
Berbeda dari metode abjad di atas, metode kupas-rangkai suku kata ini dimulai dengan pengenalan kata terlebih dahulu. Misalnya: mama. Kita perlu juga menjelaskan arti kata mama itu kepada siswa agar mereka mendapatkan makna dari apa yang dipelajari.
Kata mama kemudian dipisahkan menjadi dua suku kata yaitu ma dan ma (ma-ma). Masing-masing suku kata dikupas lagi menjadi huruf-huruf, sehingga siswa mengenal bahwa kata mama itu terdiri dari huruf m-a-m-a.
Mengingat empat huruf (yang sebetulnya hanya dua huruf) ini tentunya lebih mudah bagi siswa daripada langsung mengingat empat huruf misalnya madu (m-a-d-u). Jadi, mulai dari yang mudah dan dekat dengan kehidupan siswa, maka siswa akan lebih berhasil. Kegiatan selanjutnya adalah mengenalkan kata-kata yang lain, sehingga pada akhirnya siswa bisa membaca sebuah kalimat, misalnya: ini mama saya; itu bola budi, dan lain-lain.
Contoh kata-kata yang mudah sebagai pendahuluan:
papa      pa-pa      p-a-p-a      pa-pa      papa
nana      na-na      n-a-n-a      na-na      nana
mata      ma-ta      m-a-t-a     ma-ta      mata
3. Metode Global. 
Menurut Teori Gestalt, suatu kesatuan lebih bermakna daripada bagian-bagian. Metode global dimulai dengan mengenalkan kalimat utuh kepada siswa. Contohnya: ibu makan nasi, disertai gambar, anak membaca tulisan tersebut, baru guru menjelaskan huruf-huruf yang dirangkai membentuk suku kata, kata, dan kalimat.
Kalimat-kalimat dipilihkan yang sederhana dan pendek-pendek dahulu, agar siswa tidak mengalami kesulitan.
4. Metode SAS—Struktural Analisa Sintesa. Metode SAS dilaksanakan dengan menggunakan kartu kalimat dan papan flanel. Mula-mula guru menunjukkan gambar kepada siswa (jika benda asli bisa dihadirkan tentunya lebih baik jika benda asli ditunjukkan terlebih dahulu).
Misalnya guru menunjukkan bola kepada siswa, kemudian berkata, ”Anak-anak, ini bola.” Suruh siswa mengulangi kata-kata guru. ”ini apa?” Siswa menjawab, ”ini bola.” Apabila siswa hanya menjawab bola saja, maka guru perlu membetulkan ucapan siswa, ”ini bola.” Guru menyuruh siswa menirukan kata-kata guru.
Kegiatan selanjutnya, guru menempelkan gambar bola di papan tulis. Di bawah gambar bola itu ditempelkan tulisan ini bola. Guru menunjukkan contoh membaca tulisan ini bola, dan siswa disuruh menirukan. Pastikan bahwa siswa seluruh kelas memperhatikan tulisan ketika mengucapkan kalimat ini bola. Gambar diambil, tulisan ini bola tetap tertempel di papan tulis. Guru menyuruh siswa membaca kembali tulisan ini bola tadi.
Kegiatan selanjutnya adalah menganalisis kalimat ini bola, menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf. Setelah itu, huruf-huruf dikembalikan menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat (sintesa).
Berikut adalah contohnya membaca kalimat, gambar tidak diperlihatkan.
ini bola
ini     bola
i    ni       bo   la
i   n   i       b   o   l   a